Sungai Batanghari Semakin Keruh, Tirta Mayang Sulit Mengolah Air

Sungai Batanghari Semakin Keruh, Tirta Mayang Sulit Mengolah Air
📢 Dengarkan





JAMBI, SEPUCUKJAMBI.ID Sejak beberapa pekan terakhir, kekeruhan Sungai Batanghari meningkat secara signifikan. Kondisi ini menyebabkan Perumda Air Minum Tirta Mayang mengalami kesulitan dalam mengolah air agar tetap memenuhi standar kualitas untuk disalurkan kepada pelanggan.

Direktur Utama Tirta Mayang, Dwike Riantara, mengatakan, berdasarkan monitoring rutin yang dilakukan setiap jam oleh laboratorium Tirta Mayang, data kekeruhan air baku dari Sungai Batanghari di Intake Aurduri dan Pulau Pandan menunjukkan kenaikan bertahap dari kondisi normal 300-350 NTU ke angka 466, 700, 800, 900, hingga mencapai 1.090 NTU pada hari Senin, 15 September 2025.

Nephelometric Turbidity Unit disingkat NTU adalah satuan standar untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Semakin tinggi angka NTU-nya, maka semakin keruh air tersebut.

“Dalam kondisi air baku yang kekeruhannya tinggi ini, proses pengolahan air oleh Tirta Mayang memerlukan dosis bahan kimia koagulan hingga 50% lebih banyak dibanding kondisi normal. Untuk menjaga kualitas dan keamanan air bagi pelanggan, volume produksi dan distribusi terpaksa dikurangi 10% dari kondisi normal,” Dwike menjelaskan.

“Dengan kondisi ini, maka sebagian pelanggan yang dilayani oleh IPA Broni 2 akan mendapatkan aliran air kecil dan tekanan rendah. Beberapa pelanggan kemungkinan tidak teraliri sama sekali,” tutur Dwike.

Pelanggan yang tidak teraliri sama sekali disarankan untuk menghubungi nomor pengaduan 0821 2121 9692 agar suplai air dapat dikirim oleh Tirta Mayang dengan mobil tangki.

Berikut beberapa Kelurahan yang terdampak:
1. Tambak sari
2. Pakuan Baru
3. Kebun Handil
4. Handil Jaya
5. Cempaka Putih
6. The Hok
7. Talang Jauh
8. Sungai Putri
9. Beliung
10. Simpang Empat Sipin
11. Simpang Tiga Sipin
12. Selamat
13. Telanaipura
14. Solok Sipin.

Baca juga:  DPRD Kerinci Masih Tunggu Petunjuk Pusat Terkait Gaji PPPK Paruh Waktu

Dirut Tirta Mayang juga menambahkan, Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang paling terdampak yaitu Broni 2.

Sementara IPA Broni 1 masih beroperasi dengan volume normal, begitu juga dengan beberapa IPA lainnya yaitu IPA Aurduri, IPA Tanjung Sari, IPA Tanjung Johor, dan IPA Pasir Panjang.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Web Design