,

Patah Hati? Ini Cara Pulih Tanpa Menyiksa Diri

Patah Hati? Ini Cara Pulih Tanpa Menyiksa Diri

SEPUCUKJAMBI.ID – Pernah nggak sih kamu merasa sudah sangat sayang sama seseorang, eh… malah ditinggal begitu saja? Rasanya nggak adil banget, apalagi saat kita sedang berada di titik paling dalam mencintai. Patah hati bukan sekadar masalah perasaan tapi juga bisa berdampak ke fisik, rutinitas, bahkan cara kita memandang diri sendiri. Saat cinta berakhir di tengah rasa sayang yang masih penuh, tak jarang muncul pertanyaan: kenapa kita ditinggal di saat lagi cinta-cintanya? Meski menyakitkan, fase ini bukan akhir segalanya. Justru, ini bisa jadi momen penting untuk mengenal dan merawat diri lebih dalam. Nah, berikut beberapa cara move on yang sehat dan penuh kasih pada diri sendiri, supaya kamu nggak terjebak terlalu lama di dalam luka.

1. Perasaan Itu Subjektif

Hal pertama yang perlu kamu pahami: perasaan setiap orang itu subjektif. Saat kamu merasa hubungan lagi di puncaknya, belum tentu dia merasakan hal yang sama. Bisa jadi kamu merasa kalian dekat, kompak, penuh cinta—tapi ternyata dia sudah merasa menjauh jauh sebelum kamu sadar.

Terkadang, kita terlalu banyak berasumsi. Alih-alih bertanya dan mengomunikasikan perasaan, kita malah sibuk menebak-nebak isi hati orang lain. Inilah awal dari miskomunikasi yang berujung pada patah hati.

2. Patah Hati Sakitnya Nyata, Seperti Sakit Fisik

Menurut penelitian, sakit hati akibat patah cinta bisa terasa sama menyakitkannya dengan sakit fisik. Bahkan otak merespons rasa sakit emosional di area yang sama ketika kita terluka secara fisik—seperti tertusuk pisau atau cedera parah. Jadi, jangan remehkan rasa sakit hati. Itu bukan lebay, tapi benar-benar menyakitkan secara ilmiah.

3. Emosi Itu Normal, Jangan Ditolak

Setelah putus atau ditolak, kamu mungkin akan masuk ke fase-fase emosi seperti penyangkalan (denial), kesedihan, lalu marah. Wajar banget kalau kamu bertanya-tanya, “Aku kurang apa?” atau membandingkan diri dengan orang ketiga. Tapi ingat: semua emosi itu valid. Jangan buru-buru mengusirnya—biarkan dirimu merasakan dan menerima setiap emosi.

Baca juga:  Mindset dan Takdir: Cara Pikiran Membentuk Hidup Kita

4. Rawat Diri Sendiri, Jangan Lupa Peduli Diri

Seringkali saat patah hati, kita lupa untuk menjaga diri sendiri. Makan jadi nggak teratur, tidur terganggu, olahraga terabaikan. Padahal, perawatan diri adalah langkah penting untuk proses penyembuhan. Makan cukup, tidur cukup, jalan-jalan, atau kembali ke hobi bisa membantu kamu keluar dari zona gelap patah hati.

5. Cerita ke Orang Lain, Jangan Dipendam Sendiri

Bicaralah ke teman terpercaya, keluarga, atau bahkan profesional seperti psikolog. Mendengar nasihat dari orang yang tepat bisa jadi turning point. Mereka bisa memberi perspektif yang belum kamu pikirkan sebelumnya.

6. Percaya Ini Semua Adalah Proses

Yang terakhir dan paling penting: percaya bahwa semua ini adalah proses. Menurut riset, butuh waktu sekitar 3 bulan untuk seseorang benar-benar mulai pulih dari patah hati. Sekitar 71% responden penelitian mengaku bisa mengambil pelajaran positif setelah 11 minggu sejak putus cinta. Jadi, percayalah, kamu juga bisa melewati ini.

Ditinggal saat lagi cinta-cintanya memang menyakitkan, tapi itu bukan akhir dari segalanya. Ada pelajaran berharga yang bisa kamu petik dari rasa sakit ini. Luangkan waktu untuk sembuh, kenali emosi yang muncul, dan jangan lupa dirimu tetap berharga, meski tanpa dia. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Web Design