“Perwal ini tidak hanya menjadi simbol keberpihakan, tetapi juga menjadi alat kerja nyata pemerintah daerah untuk memberikan ruang yang adil dan memudahkan akses layanan bagi mereka,” jelas Maulana.
Wali Kota menekankan bahwa peringatan Hari Peduli Autisme harus menjadi momentum refleksi bersama. Menurutnya, masyarakat perlu lebih terbuka, memahami, dan menerima perbedaan sebagai bagian dari kekuatan dalam membangun peradaban kota yang maju dan manusiawi.
“Mereka adalah warga kita juga, anak-anak kita juga. Mereka bukan untuk dikasihani, tapi untuk diberdayakan. Mereka memiliki potensi besar, dan itu tugas kita untuk mendukung tumbuh kembangnya,” tegas Maulana.
Maulana juga mengapresiasi langkah SLB Harapan Mulya yang konsisten menjadi pelopor pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di Kota Jambi. Menurutnya, kegiatan ini merupakan cermin sinergi antara dunia pendidikan dan pemerintah daerah dalam menghadirkan ruang inklusi yang nyata di tengah masyarakat.
“Atas nama Pemerintah Kota Jambi, saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama SLB Harapan Mulya, yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dengan luar biasa. Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi bentuk nyata pengakuan hak dan peran anak-anak istimewa kita,” ujarnya.
Acara yang dikemas meriah ini tak hanya menjadi panggung kreativitas anak-anak, tetapi juga membawa pesan kuat tentang pentingnya penerimaan sosial terhadap keberagaman. Di tengah keceriaan lomba, penampilan seni, dan bazar, ada semangat kebersamaan dan empati yang tumbuh dan menyatu.
Mengakhiri sambutannya, Maulana mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan inklusivitas sebagai budaya bersama. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau sekolah, melainkan tugas moral seluruh warga kota.
“Peringatan ini mengingatkan kita bahwa inklusivitas bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban moral. Mari kita ciptakan Kota Jambi yang ramah, adil, dan berkeadilan sosial bagi seluruh warganya, tanpa terkecuali,” pungkasnya.(*)
Tinggalkan Balasan