JAMBI, SEPUCUKJAMBI.ID – Setelah sebelumnya seekor harimau sumatera mengalami luka serius akibat jerat di Kabupaten Tebo, kini giliran seekor beruang madu (Helarctos malayanus) yang menjadi korban jerat babi hutan di Kabupaten Batanghari, Jambi.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi berhasil mengevakuasi satwa dilindungi tersebut dari Dusun Bukit Paku RT 06, Desa Pelayangan, Kecamatan Muara Tembesi.
Beruang madu tersebut kini menjalani perawatan intensif di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) BKSDA Jambi akibat luka serius yang diderita.
“Beruang mengalami luka berat akibat jerat dan infeksi yang cukup parah. Saat ini kondisinya lemah dan mengalami penurunan daya tahan tubuh,” ungkap Agung Nugroho, Kepala BKSDA Jambi.
Meski dalam kondisi lemah, tim medis mencatat adanya perkembangan positif.
Satwa tersebut sudah mulai makan, meskipun masih dalam jumlah yang terbatas. Hal ini menunjukkan indikasi awal pemulihan, meski jalan masih panjang.
“Satwa ini mulai merespons makanan, meski sedikit. Kami berharap kondisi ini terus membaik,” tambah Agung.
Hasil observasi dokter hewan menunjukkan bahwa kondisi fisik dan psikologis beruang madu tersebut belum memungkinkan untuk dilepasliarkan ke alam. Fokus utama saat ini adalah pemulihan total hingga benar-benar stabil.
BKSDA Jambi menerima laporan keberadaan beruang terjerat dari warga yang melapor ke Polsek Muara Tembesi pada 4 Juni 2025.
Evakuasi dilakukan sehari setelahnya, 5 Juni, secara kolaboratif antara BKSDA, warga setempat, dan tim dari Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM).
“Proses evakuasi berlangsung lancar. Satwa dibius terlebih dahulu untuk memudahkan penyelamatan,” jelas Agung.
Beruang madu yang diperkirakan berusia tujuh tahun dan memiliki berat sekitar 60 kg ini diperkirakan terperangkap jerat babi hutan selama lima hari sebelum ditemukan.
Akibatnya, luka-luka yang diderita cukup dalam dan membutuhkan waktu lama untuk sembuh total.
Tragisnya, beberapa waktu sebelumnya, seekor harimau sumatera jantan (Panthera tigris sumatrae) juga menjadi korban jerat di HTR Bungo Pandan, Kabupaten Tebo.
Harimau tersebut mengalami luka infeksi parah di kaki akibat jerat yang melilit selama 3–4 hari.
“Jerat menembus tulang kaki depan kiri. Jari-jarinya putus karena aliran darah terhenti,” jelas Agung.
Penyelamatan harimau berlangsung dramatis karena lokasinya sulit dijangkau.
Petugas harus menggunakan alat berat untuk membuka akses sebelum menembakkan bius dan membawa satwa ke TPS BKSDA Jambi untuk perawatan lebih lanjut.(*)
Tinggalkan Balasan